Jumat, 21 Mei 2021


JALUR KRITIS

Jalur kritis adalah jalur yang jumlah waktu penyelesaian kegiatan-kegiatannya terpanjang. jalur ini menentukan waktu penyelesaian suatu proyek.artinya tidak bisa di selesaikan dalam waktu yang lebih pendek daripada jalur kritis ini.

 


 


 

Gambar 8.9.

Diagram Jaringan Kerja Proyek ABC

 

Dalam diagram di atas, terlihat ada lima jalur, yaitu jalur 1-2-5-6-7 (kegiatan A-D-G-H) panjangnya 20 hari, jalur 1-2-3-5-6-7 (kegiatan A-E-GH) panjangnya 19 hari, jalur 1-3-5-6-7(kegiatan B-E-G-H) panjangnya 17 hari, jalur 1-4-5-6-7(kegiatan C-G-H) panjangnya 13 hari, dan jalur 1-4-67(kegiatan C-F-H) panjangnya 16 hari.

 

Ternyata, di antara kelima jalur itu, yang paling panjang adalah jalur pertama: jalur 1-2-5-6-7 atau jalur A-D-G-H (20 hari). Jalur terpanjang ini disebut jalur kritis, yaitu jalur yang menentukan waktu selesainya proyek. Meskipun ada jalur yang lebih pendek daripada 20 hari, proyek ABC tidak akan selesai sebelum 20 hari. Hal ini disebabkan ada kegiatan yang hanya bisa cepat diselesaikan apabila kegiatan-kegiatan yang mendahuluinya sudah selesai dikerjakan. Mungkin, ada satu atau beberapa di antara kegiatankegiatan yang mendahului bisa cepat dikerjakan, tetapi kegiatan (berikutnya) itu baru bisa dikerjakan setelah semua kegiatan pendahuluan selesai semuanya. Contohnya dapat dilihat dalam diagram jaringan kerja di atas. Dalam contoh itu, tampak bahwa kegiatan-kegiatan E didahului oleh kegiatan A dan B. Waktu untuk kegiatan A adalah lima hari, sedangkan untuk kegiatan B hanya tiga hari. Meskipun kegiatan B selesai dalam tiga hari, kegiatan E hanya bisa dimulai setelah hari ke-5 (pada awal hari ke-6). Hal ini disebabkan untuk memulai kegiatan E, kedua kegiatan itu telah selesai semua. Kegiatan G didahului oleh kegiatan D dan kegiatan E. Kegiatan D selesai pada hari ke-ll (waktu kegiatan a ditambah kegiatan B), sedangkan kegiatan E selesai pada hari ke-lO (waktu kegiatan A ditambah kegiatan E). Akan tetapi, kegiatan G baru bisa dimulai setelah hari ke-ll (awal hari ke12). Tidak mungkin dimulai pada akhir hari ke-10 (awal hari ke-ll) karena jalur 1-2-3-5 sudah selesai dalam waktu 10 hari. Kita harus menunggu selesainya jalur 1-2-5 yang waktunya 11 hari. Demikian pula kegiatan H hanya bisa dimulai setelah kegiatan D dan kegiatan E selesai dikerjakan. Untuk menyelesaikan kegiatan G, diperlukan waktu 15 hari (jalur 1-2-5-6) dan kegiatan F memerlukan waktu ll hari (jalur 1-4-6). Dengan demikian, kegiatan H baru bisa dimulai setelah hari ke-15 (awal hari ke-16) meskipun kegiatan F sudah selesai pada akhir hari ke-11. Jadi, selesainya proyek pada hari ke-20, yaitu 15 hari, ditambah waktu untuk kegiatan lima hari. Jadi, jelas terlihat di sini bahwa jalur kritis adalah jalur yang jumlah waktunya terpanjang, tetapi jangka waktunya merupakan jangka waktu tercepat untuk bisa menyelesaikan suatu proyek.

 

Dalam jaringan kerja di atas, ada kegiatan yang sebenarnya sudah selesai dikerjakan, tetapi tidak bisa segera dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya. Ini disebabkan kegiatan lanjutannya itu memerlukan prasyarat kegiatan lain yang belum selesai dikerjakan. Sebenarnya, memulainya kegiatan yang harus menunggu ini bisa ditunda, asalkan penundaannya tidak melampaui batas tertentu sehingga tidak menunda kegiatan yang lain. Oleh karena itu, dalam hal ini, kita mengenal waktu mulai paling cepat, waktu selesai paling cepat, waktu mulai paling lambat, dan waktu selesai paling lambat. Di samping itu, kita mengenal pula apa yang disebut float atau waktu menunggu. Kita mengenal dua macamfloat, yaitu totalfloat dan freefloat.

 

1.       Waktu Mulai Paling Cepat (MC) = Early Start Time (ES)

 

Waktu mulai paling cepat adalah waktu tercepat untuk bisa memulai suatu kegiatan dalam keadaan normal dengan tidak mengganggu kelancaran penyelesaian kegiatan yang lain. Waktu paling cepat untuk memulai kegiatan B pada hari ke-0, sedangkan waktu tercepat untuk memulai kegiatan E setelah hari ke-5 (awal hari ke-6). Meskipun kegiatan b sudah selesai setelah tiga hari, waktu mulai paling cepat untuk melaksanakan kegiatan E adalah setelah hari ke-5. Hal ini disebabkan untuk bisa memulai kegiatan E harus menunggu selesainya kegiatan a karena kegiatan E memiliki prasyarat di samping kegiatan b dan juga kegiatan a. Demikian pula kegiatan G, waktu tercepat untuk memulai kegiatan itu pada ll hari karena jalur 1-3-5 selesai dalam waktu delapan hari dan jalur 1-4-5 selesai dalam waktu empat hari. Akan tetapi, untuk memulainya, masih harus ditunggu selesainya jalur 1-2-5 yang memakan waktu 1 1 hari.

 

2.       Waktu Selesai Paling cepat (SC) = Early Finish Time (EF)

 

Waktu selesai paling cepat adalah waktu yang tercepat untuk bisa menyelesaikan kegiatan dalam keadaan normal dan tidak mengganggu kelancaran kegiatan yang lain. Menghitung waktu selesai paling cepat ini mudah dilakukan, cukup menambah waktu mulai paling cepat dengan waktu kegiatannya. Sebagai contoh, waktu paling cepat untuk menyelesaikan kegiatan e adalah IO hari, yaitu waktu mulai paling cepat lima hari ditambah waktu kegiatan e lima hari. Waktu selesai paling cepat untuk kegiatan g adalah 15 hari (ll hari ditambah empat hari).

 

3.       Waktu Mulai Paling Lambat (ML) =                 Start Time (LS)

 

Waktu mulai paling lambat adalah waktu yang paling lambat untuk memulai suatu kegiatan, dalam keadaan normal, dan tidak mengganggu kelancaran penyelesaian kegiatan yang lain. Hal ini terjadi karena suatu kegiatan tidak bisa segera dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya karena harus menunggu kegiatan yang lain. Daripada menunggu selesai dikerjakan, kita bisa menunda memulainya paling lama sesuai dengan lamanya menunggu tadi. Jadi, kalau kegiatan b telah selesai dan terpaksa menunggu selesainya kegiatan a selama dua hari, sebenarnya bisa diselesaikan bersamaan pada hari kelima, tetapi mulainya setelah hari kerja kedua (awal hari ketiga). Untuk kegiatan e, bisa dimulai paling lambat setelah hari keenam. Ini karena akan menunda selesainya kegiatan tersebut menjadi setelah hari ke-l I dan tidak melebihi kegiatan d. Akan tetapi, untuk kegiatan c, itu agak berbeda. Mulainya kegiatan c hanya bisa ditunda dengan empat hari karena kegiatan c juga merupakan prasyarat kegiatan f. Kalau kegiatan f harus selesai pada hari ke-15, kegiatan c paling lambat harus selesai pada hari kedelepan (15-7). Dengan sendirinya, kegiatan c bisa ditunda, tetapi paling lambat setelah hari keempat harus sudah dimulai.

 

4.       Waktu Selesai Paling Lambat (SL) = Latest Finish Time (LF)

 

Waktu selesai paling lambat adalah waktu paling lambat untuk menyelesaikan suatu kegiatan secara normal dan tidak mengganggu kelancaran kegiatan yang lain. Misalnya, meskipun ditunda, kegiatan b paling lambat harus selesai pada hari keenam. Kalau pada hari keenam belum selesai, itu akan mengakibatkan keterlambatan penyelesaian kegiatan e. Itu berarti pada hari ke-l l, kegiatan e belum selesai dikerjakan sehingga waktu selesai paling lambat untuk kegiatan b adalah enam hari. Untuk kegiatan f, Waktu selesai paling lambat 15 hari. Kalau kegiatan f belum selesai pada akhir hari ke-15, itu akan mengakibatkan tertundanya kegiatan h. Penyelesaian proyek pun akan tertunda.

 

5.       Total Float

 

Total float adalah jumlah waktu menunggu yang ada pada suatu waktu kegiatan sama dengan selisih antara waktu maksimum yang tersedia untuk menyelesaikan suatu kegiatan dikurangi dan waktu mulai paling cepat (SLMC) dikurangi dengan waktu kegiatan (WK). Untuk kegiatan 1, total floatnya dapat dicari dengan cara sebagai berikut.

TF1 = WC1 - MC1 – WK1

 

6.       Free Float

 

Free float adalah waktu sisa atau waktu tunggu yang ada di antara waktu tercepat suatu kegiatan dan waktu mulai paling cepat kegiatan berikutnya. Untuk kegiatan i yang diikuti kegiatan j , free float dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

FFI = MCJ – MCI – WKI

 

MENCARI JALUR KRITIS

 

Jalur kritis bisa dicari dengan cara mencari jalur yang memiliki waktu mulai paling cepat sama dengan waktu mulai paling lambat atau jalur yang memiliki waktu selesai paling cepat sama dengan waktu selesai paling lambat. Contohnya adalah jalur 1-2-5-6-7 karena MC untuk node l, node 2, node 5, node 6, dan node 7 sama dengan ML. Dengan sendirinya, SC pada nodes itu akan sama dengan S-nya. Dengan sendirinya pula, baik total float maupun free float berada pada jalur sebesar 0. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8.10.




Gambar 8.10.

Jalur Kritis terletak pada jalur ketika MC sama Dengan ML dan SC sama dengan SL

 

Untuk network pada Gambar 8.10, dapat dicari total float dan free floatnya pada Tabel 8.4.



Tabel 8.4.

Perhitungan Total Float

 

Pada Tabel 8.4, terlihat bahwa pada jalur kritis nilai float-nya 0 semua.

 

Sumber : EKMA441302
https://tectuskin.blogspot.com/2021/05/menurut-anda-apa-yang-dimaksud.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

z
t
r
A
a
k
i
d
n
A