DISKUSIKAN TENTANG
MODEL-MODEL PELATIHAN YANG DAPAT DISELENGGARAKAN OLEH PERUSAHAAN, APA KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN DARI MODEL-MODEL PELATIHAN TERSEBUT?
Banyak
metode yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelatihan kepada peserta
pelatihan. Pemilihan metode penyampaian ditentukan oleh materi dan tujuan akhir
yang ingin dicapai melalui program pelatihan. Tidak ada satu metode yang lebih
baik dibandingkan metode lainnya. Suatu metode akan menjadi yang paling baik
jika disesuaikan dengan isi dan tujuan pencapaian pelatihan.
Secara
garis besar, metode pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama,
yaitu metode presentasi, metode hand-on, dan metode kelompok.
1.METODE PRESENTASI
Metode presentasi merupakan metode
dimana peserta pelatihan menjadi penerima informasi pasif. Metode ini sesuai
untuk menyampaikan fakta dan informasi baru, filosofi yang berbeda, dan proses
atau solusi pemecahan masalah alternatif. Metode presentasi meliputi :
a)
Pembelajaran dalam kelas
Metode ini merupakan metode tradisional, dimana pelatih berbicara di depan
sekelompok peserta pelatihan. Metode ini biasanya digabungkan dengan metode
tanya jawab, diskusi, atau studi kasus.
b)
Belajar jarak jauh
Melalui metode ini, organisasi dapat menekan biaya akomodasi perjalanan baik
untuk mendatangkan para ahli maupun mengirim karyawannya untuk mengikuti
program pelatihan. Kantor cabang yang terpisah jauh pun dapat tetap memperoleh
pelatihan langsung dari para ahli yang tidak memungkinkan untuk didatangkan ke
tempat mereka secara langsung. Salah satu kekurangan belajar jarak jauh ini adalah
kurangnya interaksi antara pelatih dan peserta pelatihan.
c)
Audio visual
Pembelajaran audiovisual meliputi pembelajaran melalui overhead, slide, dan
video. Penggunaan video dalam pelatihan memiliki banyak keuntungan.
• Pelatih dapat mengulang, memperlambat, atau mempercepat
• Peserta pelatihan dapat dibekali pengetahuan dalam mengatasi permasalahan
yang tidak mungkin/sulit untuk didemonstrasikan, seperti kesalahan penggunaan
peralatan dan ketidakpuasan pelanggan.
• Peserta pelatihan memperoleh informasi dan instruksi yang konsisten.
• Rekaman peserta pelatihan memungkinkan mereka melihat sendiri kinerja mereka
bukan melalui interpretasi dari pelatih sehingga dapat meminimalisir bias
evaluator.
Kekurangan dari metode ini
diantaranya adalah banyaknya materi yang disampaikan, bahasa penyampaian yang
terkadang tidak dapat disesuaikan dengan peserta pelatihan, dan terlalu banyak
noise dalam pengemasan video sehingga peserta pelatihan sulit menangkap dan
memahami poin penting yang ditekankan dalam video tersebut.
2. METODE HAND-ON
Metode hand-on merupakan metode yang
melibatkan peserta pelatihan secara aktif dalam proses belajar. Metode ini
cocok untuk pengembangan keahlian tertentu, memahami bagaimana keahlian dan
sikap dapat bermanfaat dalam pekerjaan, mengalami semua aspek dalam
menyelesaikan suatu penugasan, dan berhubungan dengan wacana interpersonal yang
muncul dalam pekerjaan.
a)
On-the-job training (OJT)
OJT dilakukan untuk melatih karyawan
baru, peningkatan keahlian terhadap teknologi baru pada pegawai yang telah
berpengalaman, pelatihan silang dalam departemen atau unit kerja, dan
pembekalan bagi karyawan yang memperoleh promosi ke kedudukan yang baru.
Belajar Mandiri, merupakan salah satu bentuk OJT. Belajar mandiri merupakan
program dimana peserta pelatihan bertanggung jawab pada setiap aspek belajar
mereka sendiri.
Keuntungan belajar mandiri
diantaranya adalah peserta pelatihan memiliki kesempatan belajar dengan
kecepatan belajar mereka sendiri dan memperoleh umpan balik terhadap kinerja
mereka. Bagi organisasi, metode belajar mandiri akan mengurangi kebutuhan akan
pelatih dan mengurangi biaya-biaya lain seperti biaya perjalanan dan sewa
ruangan, dan bidang pekerjaan yang dilatih pun akan lebih realistis. Metode ini
juga memudahkan peserta pelatihan untuk memahami materi pelatihan menurut gaya
belajarnya sendiri.
b)
Simulasi
Simulasi adalah metode pelatihan
yang merepresentasikan situasi nyata dimana keputusan yang diambil peserta
pelatihan berpengaruh pada hasil dan merefleksikan keadaan sebenarnya di
lapangan. Simulasi digunakan untuk membekali peserta pelatihan dengan kemampuan
produksi dan proses serta kemampuan manajemen dan intrapersonal. Metode ini
biasanya menggunakan alat bantu yang disebut simulator. Simulator harus identik
dengan kondisi lingkungan kerja yang sesungguhnya.
Alasan tersebut membuat pengadaan
simulator membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, simulator juga
membutuhkan update konstan jika ada perubahan baru di lingkungan kerja yang
sesungguhnya.Selain itu simulasi juga dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan manajerial. Dalam pengembangannya, simulasi menggunakan teknologi
realitas virtual, yaitu teknologi berbasis komputer yang melengkapi peserta
pelatihan dengan pengalaman belajar tiga dimensi.
c)
Business games dan studi kasus
Studi kasus dan permainan bisnis
adalah situasi dimana peserta pelatihan belajar dan berdiskusi. Peserta
pelatihan harus mengumpulkan informasi, menganalisa, dan membuat keputusan yang
digunakan untuk mengembangkan kemampuan manajemen. Permainan harus merangsang
belajar karena peserta secara aktif dilibatkan dan mereka meniru persaingan
alami dalam bisnis.Dokumentasi dari metode ini berupa anekdot.
d)
Model perilaku
Riset menyatakan bahwa peniruan
perilaku adalah salah satu teknik efektif dalam mengajarkan kemampuan interpersonal.
Role playing atau bermain peran merupakan upaya menampilkan peniruan kinerja
dalam mencapai kesuksesan agar dapat ditiru oleh peserta pelatihan.
e)
Video interaktif
Video interaktif mengkombinasikan
keuntungan dari pemanfaatan media video dan pembelajaran berbasis komputer.
Keuntungan dari video interaktif sendiri di antaranya adalah:
• Pelatihan dapat diindividualisasi; yaitu dimana peserta pelatihan dapat
mengontrol aspek program pelatihan yang ingin mereka lihat;
• Peserta pelatihan mendapatkan umpan balik yang segera terhadap kinerja
mereka;
• Pelatihan akan lebih menyenangkan baik bagi peserta pelatihan maupun pelatih.
Adapun kerugiannya adalah tingginya
biaya pengembangan alat dimana
hal ini menjadi masalah khususnya jika materi pelatihannya membutuhkan
kemutakhiran secara berkala.
f)
E-learning
E-learning atau online learning
adalah pembelajaran dan penyampaian pelatihan dengan menggunakan komputer
melalui jaringan internet atau intranet organisasi. E-learning meliputi
Web-based Training (WBT), belajar jarak jauh, kelas virtual, dan penggunaan
CD-ROM. Terdapat tiga karakteristik utama dari e-learning, yaitu:
• e-learnining melibatkan jaringan elektronik yang memungkinkan informasi dan
pembelajaran tersampaikan, dibagi, dan di-update dengan cepat,
• e-learning disampaikan kepada peserta pelatihan melalui komputer dengan
teknologi internet,
• berfokus pada solusi belajar yang lebih daripada pelatihan tradisionalnuntuk
menyertakan informasi dan alat yang meningkatkan kinerja.
E-learning tidak hanya menyampaikan
materi pelatihan tetapi juga memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk
mengontrol apa yang mereka hendak pelajari, kecepatan belajar mereka, berapa
banyak yang mereka pelajari, bahkan kapan mereka hendak belajar. E-learning
memungkinkan peserta pelatihan untuk berinteraksi dengan peserta pelatihan lain
serta dengan para ahli. E-learning juga dapat menyediakan bantuan sumber
belajar lain dan berbagai aspek administrasi pelatihan, seperti pendaftaran
mata pelatihan, ujian dan evaluasi peserta pelatihan, serta monitoring kemajuan
belajar.
E-learning menjadi salah satu metode
penyampaian materi pelatihan yang dianggap sangat efektif dibandingkan metode
yang lain pada saat ini. Elearning dapat melibatkan lebih banyak peserta
pelatihan dibandingkan dengan pelatihan tradisional yang hanya berfokus pada
karyawan saja. Melalui e-learning, rekan kerja, supplier, vendor, dan pelanggan
potensial pun dapat dilibatkan. Belajar melalui e-learning akan membuat peserta
pelatihan lebih tertarik karena peserta dapat menggunakan video, gambar, suara,
dan teks yang merangsang indera peserta pelatihan secara jamak. Selain
memperkaya pengalaman pelatihan, e-learning dapat mengurangi biaya dan waktu
pelatihan.
E-learning biasanya berisikan
informasi penting, contoh, latihan terbaik, pengalaman konsultasi, dan
komunikasi kunci dari organisasi. E-learning yang efektif adalah berdasarkan
analisis kebutuhan yang terperinci dan tujuan belajar yang lengkap. E-learning
yang baik menggabungkan kelebihan dari internet dengan prinsip lingkungan
belajar yang baik. Online learning yang efektif mengambil kelebihan dari
kedinamisan alami web dan kemampuan untuk menggunakan banyak fitur belajar
lain, termasuk menghubungkan dengan situs pelatihan lainnya, menyediakan
kontrol bagi peserta pelatihan, dan memungkinkan peserta pelatihan untuk
berkolaborasi dengan peserta pelatihan lainnya.
3. METODE KELOMPOK
Kelompok merupakan
salah satu teknik pelatihan yang membantu peserta pelatihan berbagi ide dan
pengalaman membangun identitas kelompok memahami kedinamisan hubungan
interpersonal dan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri mereka sendiri dan
rekan kerja mereka.
a)
Metode pembangunan kelompok
Metode pembangunan kelompok merupakan salah satu teknik pelatihan yang membantu
peserta pelatihan berbagi ide dan pengalaman, membangun identitas kelompok,
memahami kedinamisan hubungan interpersonal, dan mengetahui kekuatan dan
kelemahan diri mereka sendiri dan rekan kerja mereka.
b)
Belajar berpetualang
Belajar berpetualang memiliki fokus belajar pada pengembangan kerja sama dan
kemampuan kepemimpinan melalui aktivitas luar ruang yang terstruktur.
c)
Pelatihan kelompok
Pelatihan kelompok mengkoordinasikan kinerja individual yang bekerja bersama
untuk mencapai suatu tujuan umum. Pelatihan semacam itu merupakan wacana
penting ketika informasi harus dibagikan dan individu mempengaruhi kinerja
kelompok secara keseluruhan. Strategi pelatihan kelompok meliputi pelatihan
silang dan pelatihan koordinasi.
Dalam pelatihan silang, anggota kelompok memahami dan mempraktikkan keahlian
masing-masing sehingga para anggota dipersiapkan untuk melangkah masuk dan
mengambil alih tempat anggota yang lain. Pelatihan koordinasi melatih kelompok
untuk berbagi informasi dan keputusan untuk memaksimalkan kinerja kelompok.
Pelatihan kelompok biasanya menggabungkan banyak metode di dalamnya.
Berdasarkan hasil penelitian kelompok yang efektif mampu mengembangkan prosedur
untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan, mengoordinasikan pengumpulan
informasi, dan saling menguatkan.
d)
Belajar aksi
Dalam belajar aksi, kelompok atau kelompok kerja memperoleh permasalahan bisnis
yang sebenarnya, bekerja untuk memecahkan permasalahan, dan berkomitmen
terhadap rencana aksi, serta bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana
tersebut.
Biasanya belajar aksimelibatkan 6 sampai 30 karyawan, bahkan bisa juga
melibatkan pelanggan
dan vendor.
Sumber : EKMA4214
https://tectuskin.blogspot.com/2021/05/diskusikan-tentangmodel-model-pelatihan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar