Sabtu, 15 Mei 2021

 

DISKUSIKAN TENTANG MODEL-MODEL PELATIHAN YANG DAPAT DISELENGGARAKAN OLEH PERUSAHAAN, APA KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI MODEL-MODEL PELATIHAN TERSEBUT?

     Banyak metode yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelatihan kepada peserta pelatihan. Pemilihan metode penyampaian ditentukan oleh materi dan tujuan akhir yang ingin dicapai melalui program pelatihan. Tidak ada satu metode yang lebih baik dibandingkan metode lainnya. Suatu metode akan menjadi yang paling baik jika disesuaikan dengan isi dan tujuan pencapaian pelatihan.

     Secara garis besar, metode pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama, yaitu metode presentasi, metode hand-on, dan metode kelompok.

1.METODE PRESENTASI
     Metode presentasi merupakan metode dimana peserta pelatihan menjadi penerima informasi pasif. Metode ini sesuai untuk menyampaikan fakta dan informasi baru, filosofi yang berbeda, dan proses atau solusi pemecahan masalah alternatif. Metode presentasi meliputi :

a)       Pembelajaran dalam kelas
Metode ini merupakan metode tradisional, dimana pelatih berbicara di depan sekelompok peserta pelatihan. Metode ini biasanya digabungkan dengan metode tanya jawab, diskusi, atau studi kasus.

b)       Belajar jarak jauh
Melalui metode ini, organisasi dapat menekan biaya akomodasi perjalanan baik untuk mendatangkan para ahli maupun mengirim karyawannya untuk mengikuti program pelatihan. Kantor cabang yang terpisah jauh pun dapat tetap memperoleh pelatihan langsung dari para ahli yang tidak memungkinkan untuk didatangkan ke tempat mereka secara langsung. Salah satu kekurangan belajar jarak jauh ini adalah kurangnya interaksi antara pelatih dan peserta pelatihan.

c)        Audio visual
Pembelajaran audiovisual meliputi pembelajaran melalui overhead, slide, dan video. Penggunaan video dalam pelatihan memiliki banyak keuntungan.
• Pelatih dapat mengulang, memperlambat, atau mempercepat
• Peserta pelatihan dapat dibekali pengetahuan dalam mengatasi permasalahan yang tidak mungkin/sulit untuk didemonstrasikan, seperti kesalahan penggunaan peralatan dan ketidakpuasan pelanggan.
• Peserta pelatihan memperoleh informasi dan instruksi yang konsisten.
• Rekaman peserta pelatihan memungkinkan mereka melihat sendiri kinerja mereka bukan melalui interpretasi dari pelatih sehingga dapat meminimalisir bias evaluator.

     Kekurangan dari metode ini diantaranya adalah banyaknya materi yang disampaikan, bahasa penyampaian yang terkadang tidak dapat disesuaikan dengan peserta pelatihan, dan terlalu banyak noise dalam pengemasan video sehingga peserta pelatihan sulit menangkap dan memahami poin penting yang ditekankan dalam video tersebut.


2. METODE HAND-ON
     Metode hand-on merupakan metode yang melibatkan peserta pelatihan secara aktif dalam proses belajar. Metode ini cocok untuk pengembangan keahlian tertentu, memahami bagaimana keahlian dan sikap dapat bermanfaat dalam pekerjaan, mengalami semua aspek dalam menyelesaikan suatu penugasan, dan berhubungan dengan wacana interpersonal yang muncul dalam pekerjaan.

a)       On-the-job training (OJT)
     OJT dilakukan untuk melatih karyawan baru, peningkatan keahlian terhadap teknologi baru pada pegawai yang telah berpengalaman, pelatihan silang dalam departemen atau unit kerja, dan pembekalan bagi karyawan yang memperoleh promosi ke kedudukan yang baru. Belajar Mandiri, merupakan salah satu bentuk OJT. Belajar mandiri merupakan program dimana peserta pelatihan bertanggung jawab pada setiap aspek belajar mereka sendiri.
     Keuntungan belajar mandiri diantaranya adalah peserta pelatihan memiliki kesempatan belajar dengan kecepatan belajar mereka sendiri dan memperoleh umpan balik terhadap kinerja mereka. Bagi organisasi, metode belajar mandiri akan mengurangi kebutuhan akan pelatih dan mengurangi biaya-biaya lain seperti biaya perjalanan dan sewa ruangan, dan bidang pekerjaan yang dilatih pun akan lebih realistis. Metode ini juga memudahkan peserta pelatihan untuk memahami materi pelatihan menurut gaya belajarnya sendiri.

b)       Simulasi
     Simulasi adalah metode pelatihan yang merepresentasikan situasi nyata dimana keputusan yang diambil peserta pelatihan berpengaruh pada hasil dan merefleksikan keadaan sebenarnya di lapangan. Simulasi digunakan untuk membekali peserta pelatihan dengan kemampuan produksi dan proses serta kemampuan manajemen dan intrapersonal. Metode ini biasanya menggunakan alat bantu yang disebut simulator. Simulator harus identik dengan kondisi lingkungan kerja yang sesungguhnya.
     Alasan tersebut membuat pengadaan simulator membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, simulator juga membutuhkan update konstan jika ada perubahan baru di lingkungan kerja yang sesungguhnya.Selain itu simulasi juga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan manajerial. Dalam pengembangannya, simulasi menggunakan teknologi realitas virtual, yaitu teknologi berbasis komputer yang melengkapi peserta pelatihan dengan pengalaman belajar tiga dimensi.

c)        Business games dan studi kasus
     Studi kasus dan permainan bisnis adalah situasi dimana peserta pelatihan belajar dan berdiskusi. Peserta pelatihan harus mengumpulkan informasi, menganalisa, dan membuat keputusan yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan manajemen. Permainan harus merangsang belajar karena peserta secara aktif dilibatkan dan mereka meniru persaingan alami dalam bisnis.Dokumentasi dari metode ini berupa anekdot.

d)       Model perilaku
     Riset menyatakan bahwa peniruan perilaku adalah salah satu teknik efektif dalam mengajarkan kemampuan interpersonal. Role playing atau bermain peran merupakan upaya menampilkan peniruan kinerja dalam mencapai kesuksesan agar dapat ditiru oleh peserta pelatihan.

e)       Video interaktif
     Video interaktif mengkombinasikan keuntungan dari pemanfaatan media video dan pembelajaran berbasis komputer. Keuntungan dari video interaktif sendiri di antaranya adalah:
• Pelatihan dapat diindividualisasi; yaitu dimana peserta pelatihan dapat mengontrol aspek program pelatihan yang ingin mereka lihat;
• Peserta pelatihan mendapatkan umpan balik yang segera terhadap kinerja mereka;
• Pelatihan akan lebih menyenangkan baik bagi peserta pelatihan maupun pelatih.

     Adapun kerugiannya adalah tingginya biaya pengembangan alat dimana
hal ini menjadi masalah khususnya jika materi pelatihannya membutuhkan
kemutakhiran secara berkala.

f)        E-learning
     E-learning atau online learning adalah pembelajaran dan penyampaian pelatihan dengan menggunakan komputer melalui jaringan internet atau intranet organisasi. E-learning meliputi Web-based Training (WBT), belajar jarak jauh, kelas virtual, dan penggunaan CD-ROM. Terdapat tiga karakteristik utama dari e-learning, yaitu:
• e-learnining melibatkan jaringan elektronik yang memungkinkan informasi dan pembelajaran tersampaikan, dibagi, dan di-update dengan cepat,
• e-learning disampaikan kepada peserta pelatihan melalui komputer dengan teknologi internet,
• berfokus pada solusi belajar yang lebih daripada pelatihan tradisionalnuntuk menyertakan informasi dan alat yang meningkatkan kinerja.

     E-learning tidak hanya menyampaikan materi pelatihan tetapi juga memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk mengontrol apa yang mereka hendak pelajari, kecepatan belajar mereka, berapa banyak yang mereka pelajari, bahkan kapan mereka hendak belajar. E-learning memungkinkan peserta pelatihan untuk berinteraksi dengan peserta pelatihan lain serta dengan para ahli. E-learning juga dapat menyediakan bantuan sumber belajar lain dan berbagai aspek administrasi pelatihan, seperti pendaftaran mata pelatihan, ujian dan evaluasi peserta pelatihan, serta monitoring kemajuan belajar.

     E-learning menjadi salah satu metode penyampaian materi pelatihan yang dianggap sangat efektif dibandingkan metode yang lain pada saat ini. Elearning dapat melibatkan lebih banyak peserta pelatihan dibandingkan dengan pelatihan tradisional yang hanya berfokus pada karyawan saja. Melalui e-learning, rekan kerja, supplier, vendor, dan pelanggan potensial pun dapat dilibatkan. Belajar melalui e-learning akan membuat peserta pelatihan lebih tertarik karena peserta dapat menggunakan video, gambar, suara, dan teks yang merangsang indera peserta pelatihan secara jamak. Selain memperkaya pengalaman pelatihan, e-learning dapat mengurangi biaya dan waktu pelatihan.

     E-learning biasanya berisikan informasi penting, contoh, latihan terbaik, pengalaman konsultasi, dan komunikasi kunci dari organisasi. E-learning yang efektif adalah berdasarkan analisis kebutuhan yang terperinci dan tujuan belajar yang lengkap. E-learning yang baik menggabungkan kelebihan dari internet dengan prinsip lingkungan belajar yang baik. Online learning yang efektif mengambil kelebihan dari kedinamisan alami web dan kemampuan untuk menggunakan banyak fitur belajar lain, termasuk menghubungkan dengan situs pelatihan lainnya, menyediakan kontrol bagi peserta pelatihan, dan memungkinkan peserta pelatihan untuk berkolaborasi dengan peserta pelatihan lainnya.

3. METODE KELOMPOK
    
Kelompok merupakan salah satu teknik pelatihan yang membantu peserta pelatihan berbagi ide dan pengalaman membangun identitas kelompok memahami kedinamisan hubungan interpersonal dan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri mereka sendiri dan rekan kerja mereka.

a)       Metode pembangunan kelompok
Metode pembangunan kelompok merupakan salah satu teknik pelatihan yang membantu peserta pelatihan berbagi ide dan pengalaman, membangun identitas kelompok, memahami kedinamisan hubungan interpersonal, dan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri mereka sendiri dan rekan kerja mereka.

b)       Belajar berpetualang
Belajar berpetualang memiliki fokus belajar pada pengembangan kerja sama dan kemampuan kepemimpinan melalui aktivitas luar ruang yang terstruktur.

c)        Pelatihan kelompok
Pelatihan kelompok mengkoordinasikan kinerja individual yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan umum. Pelatihan semacam itu merupakan wacana penting ketika informasi harus dibagikan dan individu mempengaruhi kinerja kelompok secara keseluruhan. Strategi pelatihan kelompok meliputi pelatihan silang dan pelatihan koordinasi.
Dalam pelatihan silang, anggota kelompok memahami dan mempraktikkan keahlian masing-masing sehingga para anggota dipersiapkan untuk melangkah masuk dan mengambil alih tempat anggota yang lain. Pelatihan koordinasi melatih kelompok untuk berbagi informasi dan keputusan untuk memaksimalkan kinerja kelompok. Pelatihan kelompok biasanya menggabungkan banyak metode di dalamnya. Berdasarkan hasil penelitian kelompok yang efektif mampu mengembangkan prosedur untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan, mengoordinasikan pengumpulan informasi, dan saling menguatkan.

d)       Belajar aksi
Dalam belajar aksi, kelompok atau kelompok kerja memperoleh permasalahan bisnis yang sebenarnya, bekerja untuk memecahkan permasalahan, dan berkomitmen terhadap rencana aksi, serta bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana tersebut.
Biasanya belajar aksimelibatkan 6 sampai 30 karyawan, bahkan bisa juga melibatkan pelanggan
dan vendor.

 

Sumber : EKMA4214
https://tectuskin.blogspot.com/2021/05/diskusikan-tentangmodel-model-pelatihan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

z
t
r
A
a
k
i
d
n
A