JALUR KRITIS
Jalur kritis adalah jalur yang
jumlah waktu penyelesaian kegiatan-kegiatannya terpanjang. jalur ini menentukan
waktu penyelesaian suatu proyek.artinya tidak bisa di selesaikan dalam waktu
yang lebih pendek daripada jalur kritis ini.
Gambar 8.9.
Diagram Jaringan Kerja
Proyek ABC
Dalam diagram di atas, terlihat ada lima jalur, yaitu
jalur 1-2-5-6-7 (kegiatan A-D-G-H) panjangnya 20 hari, jalur 1-2-3-5-6-7
(kegiatan A-E-GH) panjangnya 19 hari, jalur 1-3-5-6-7(kegiatan B-E-G-H) panjangnya
17 hari, jalur 1-4-5-6-7(kegiatan C-G-H) panjangnya 13 hari, dan jalur
1-4-67(kegiatan C-F-H) panjangnya 16 hari.
Ternyata, di antara kelima jalur itu, yang paling panjang
adalah jalur pertama: jalur 1-2-5-6-7 atau jalur A-D-G-H (20 hari). Jalur
terpanjang ini disebut jalur kritis, yaitu jalur yang menentukan waktu
selesainya proyek. Meskipun ada jalur yang lebih pendek daripada 20 hari,
proyek ABC tidak akan selesai sebelum 20 hari. Hal ini disebabkan ada kegiatan
yang hanya bisa cepat diselesaikan apabila kegiatan-kegiatan yang mendahuluinya
sudah selesai dikerjakan. Mungkin, ada satu atau beberapa di antara
kegiatankegiatan yang mendahului bisa cepat dikerjakan, tetapi kegiatan
(berikutnya) itu baru bisa dikerjakan setelah semua kegiatan pendahuluan
selesai semuanya. Contohnya dapat dilihat dalam diagram jaringan kerja di atas.
Dalam contoh itu, tampak bahwa kegiatan-kegiatan E didahului oleh kegiatan A
dan B. Waktu untuk kegiatan A adalah lima hari, sedangkan untuk kegiatan B
hanya tiga hari. Meskipun kegiatan B selesai dalam tiga hari, kegiatan E hanya
bisa dimulai setelah hari ke-5 (pada awal hari ke-6). Hal ini disebabkan untuk
memulai kegiatan E, kedua kegiatan itu telah selesai semua. Kegiatan G
didahului oleh kegiatan D dan kegiatan E. Kegiatan D selesai pada hari ke-ll
(waktu kegiatan a ditambah kegiatan B), sedangkan kegiatan E selesai pada hari
ke-lO (waktu kegiatan A ditambah kegiatan E). Akan tetapi, kegiatan G baru bisa
dimulai setelah hari ke-ll (awal hari ke12). Tidak mungkin dimulai pada akhir
hari ke-10 (awal hari ke-ll) karena jalur 1-2-3-5 sudah selesai dalam waktu 10
hari. Kita harus menunggu selesainya jalur 1-2-5 yang waktunya 11 hari.
Demikian pula kegiatan H hanya bisa dimulai setelah kegiatan D dan kegiatan E
selesai dikerjakan. Untuk menyelesaikan kegiatan G, diperlukan waktu 15 hari
(jalur 1-2-5-6) dan kegiatan F memerlukan waktu ll hari (jalur 1-4-6). Dengan
demikian, kegiatan H baru bisa dimulai setelah hari ke-15 (awal hari ke-16)
meskipun kegiatan F sudah selesai pada akhir hari ke-11. Jadi, selesainya
proyek pada hari ke-20, yaitu 15 hari, ditambah waktu untuk kegiatan lima hari.
Jadi, jelas terlihat di sini bahwa jalur kritis adalah jalur yang jumlah
waktunya terpanjang, tetapi jangka waktunya merupakan jangka waktu tercepat
untuk bisa menyelesaikan suatu proyek.
Dalam jaringan kerja di atas, ada kegiatan yang
sebenarnya sudah selesai dikerjakan, tetapi tidak bisa segera dilanjutkan
dengan kegiatan berikutnya. Ini disebabkan kegiatan lanjutannya itu memerlukan
prasyarat kegiatan lain yang belum selesai dikerjakan. Sebenarnya, memulainya
kegiatan yang harus menunggu ini bisa ditunda, asalkan penundaannya tidak
melampaui batas tertentu sehingga tidak menunda kegiatan yang lain. Oleh karena
itu, dalam hal ini, kita mengenal waktu mulai paling cepat, waktu selesai
paling cepat, waktu mulai paling lambat, dan waktu selesai paling lambat. Di
samping itu, kita mengenal pula apa yang disebut float atau waktu menunggu.
Kita mengenal dua macamfloat, yaitu totalfloat dan freefloat.
1.
Waktu Mulai Paling Cepat
(MC) = Early Start Time (ES)
Waktu mulai paling cepat adalah waktu tercepat untuk bisa
memulai suatu kegiatan dalam keadaan normal dengan tidak mengganggu kelancaran
penyelesaian kegiatan yang lain. Waktu paling cepat untuk memulai kegiatan B
pada hari ke-0, sedangkan waktu tercepat untuk memulai kegiatan E setelah hari
ke-5 (awal hari ke-6). Meskipun kegiatan b sudah selesai setelah tiga hari,
waktu mulai paling cepat untuk melaksanakan kegiatan E adalah setelah hari
ke-5. Hal ini disebabkan untuk bisa memulai kegiatan E harus menunggu
selesainya kegiatan a karena kegiatan E memiliki prasyarat di samping kegiatan
b dan juga kegiatan a. Demikian pula kegiatan G, waktu tercepat untuk memulai
kegiatan itu pada ll hari karena jalur 1-3-5 selesai dalam waktu delapan hari
dan jalur 1-4-5 selesai dalam waktu empat hari. Akan tetapi, untuk memulainya,
masih harus ditunggu selesainya jalur 1-2-5 yang memakan waktu 1 1 hari.
2.
Waktu Selesai Paling cepat
(SC) = Early Finish Time (EF)
Waktu selesai paling cepat adalah waktu yang tercepat
untuk bisa menyelesaikan kegiatan dalam keadaan normal dan tidak mengganggu
kelancaran kegiatan yang lain. Menghitung waktu selesai paling cepat ini mudah
dilakukan, cukup menambah waktu mulai paling cepat dengan waktu kegiatannya.
Sebagai contoh, waktu paling cepat untuk menyelesaikan kegiatan e adalah IO
hari, yaitu waktu mulai paling cepat lima hari ditambah waktu kegiatan e lima
hari. Waktu selesai paling cepat untuk kegiatan g adalah 15 hari (ll hari ditambah
empat hari).
3.
Waktu Mulai Paling Lambat
(ML) = Start Time (LS)
Waktu mulai paling lambat adalah waktu yang paling lambat
untuk memulai suatu kegiatan, dalam keadaan normal, dan tidak mengganggu
kelancaran penyelesaian kegiatan yang lain. Hal ini terjadi karena suatu
kegiatan tidak bisa segera dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya karena harus
menunggu kegiatan yang lain. Daripada menunggu selesai dikerjakan, kita bisa
menunda memulainya paling lama sesuai dengan lamanya menunggu tadi. Jadi, kalau
kegiatan b telah selesai dan terpaksa menunggu selesainya kegiatan a selama dua
hari, sebenarnya bisa diselesaikan bersamaan pada hari kelima, tetapi mulainya
setelah hari kerja kedua (awal hari ketiga). Untuk kegiatan e, bisa dimulai
paling lambat setelah hari keenam. Ini karena akan menunda selesainya kegiatan
tersebut menjadi setelah hari ke-l I dan tidak melebihi kegiatan d. Akan
tetapi, untuk kegiatan c, itu agak berbeda. Mulainya kegiatan c hanya bisa
ditunda dengan empat hari karena kegiatan c juga merupakan prasyarat kegiatan
f. Kalau kegiatan f harus selesai pada hari ke-15, kegiatan c paling lambat
harus selesai pada hari kedelepan (15-7). Dengan sendirinya, kegiatan c bisa
ditunda, tetapi paling lambat setelah hari keempat harus sudah dimulai.
4.
Waktu Selesai Paling Lambat
(SL) = Latest Finish Time (LF)
Waktu selesai paling lambat adalah waktu paling lambat
untuk menyelesaikan suatu kegiatan secara normal dan tidak mengganggu
kelancaran kegiatan yang lain. Misalnya, meskipun ditunda, kegiatan b paling
lambat harus selesai pada hari keenam. Kalau pada hari keenam belum selesai,
itu akan mengakibatkan keterlambatan penyelesaian kegiatan e. Itu berarti pada
hari ke-l l, kegiatan e belum selesai dikerjakan sehingga waktu selesai paling
lambat untuk kegiatan b adalah enam hari. Untuk kegiatan f, Waktu selesai
paling lambat 15 hari. Kalau kegiatan f belum selesai pada akhir hari ke-15,
itu akan mengakibatkan tertundanya kegiatan h. Penyelesaian proyek pun akan
tertunda.
5.
Total Float
Total float adalah jumlah waktu menunggu yang ada pada
suatu waktu kegiatan sama dengan selisih antara waktu maksimum yang tersedia
untuk menyelesaikan suatu kegiatan dikurangi dan waktu mulai paling cepat
(SLMC) dikurangi dengan waktu kegiatan (WK). Untuk kegiatan 1, total floatnya
dapat dicari dengan cara sebagai berikut.
TF1 = WC1
- MC1 – WK1
6.
Free Float
Free float adalah waktu sisa atau waktu tunggu yang ada
di antara waktu tercepat suatu kegiatan dan waktu mulai paling cepat kegiatan
berikutnya. Untuk kegiatan i yang diikuti kegiatan j , free float dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut.
FFI = MCJ
– MCI – WKI
MENCARI JALUR KRITIS
Jalur kritis bisa dicari dengan cara mencari jalur yang
memiliki waktu mulai paling cepat sama dengan waktu mulai paling lambat atau
jalur yang memiliki waktu selesai paling cepat sama dengan waktu selesai paling
lambat. Contohnya adalah jalur 1-2-5-6-7 karena MC untuk node l, node 2, node
5, node 6, dan node 7 sama dengan ML. Dengan sendirinya, SC pada nodes itu akan
sama dengan S-nya. Dengan sendirinya pula, baik total float maupun free float
berada pada jalur sebesar 0. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8.10.
Gambar 8.10.
Jalur Kritis terletak pada
jalur ketika MC sama Dengan ML dan SC sama dengan SL
Untuk network pada Gambar 8.10, dapat dicari total float
dan free floatnya pada Tabel 8.4.
Tabel 8.4.
Perhitungan Total Float
Pada Tabel 8.4, terlihat bahwa pada jalur kritis nilai float-nya
0 semua.
Sumber : EKMA441302
https://tectuskin.blogspot.com/2021/05/menurut-anda-apa-yang-dimaksud.html