Jumat, 08 Mei 2020

contoh mengenai kegiatan lobi dan negosiasi

ESENSI LOBI & NEGOISASI
Walaupun bentuknya berbeda, namun esensi lobi dan negosiasi mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk mencapai sesuatu target (objective) tertentu. Lobi-lobi atau negosiasi harus diperankan oleh pelobi yang mahir dan mempunyai kemampuan berkomunikasi yang tinggi (komunikabilitas).

TUJUAN DAN MANFAATNYA
A. TUJUAN NEGOISASI
yaitu menemukan kesepakatan kedua belah pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan atau keinginan kedua belah pihak. Dengan kata lain, hasil dari sebuah negosiasi adalah adanya suatu kesepakatan yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
B. MANFAAT NEGOISASI
Manfaat yang diperoleh dari suatu proses negosiasi adalah hal ini yakni :
Terciptanya jalinan kerja sama antar institusi atau badan usaha atau pun perorangan untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha bersama atas dasar saling pengertian. Dengan adanya jalinan kerja sama inilah maka tercipta proses-proses transaksi bisnis dan kerja sama yang efektif.
Bagi suatu perusahaan, proses negosiasi akan memberikan manfaat bagi jalinan hubungan bisnis yang lebih luas dan pengembangan pasar.
Meningkatkan relasi, reputasi, profesionalisme
C. TUJUAN MELOBI
adalah aktivitas (komunikasi) yang dilakukan untuk mempengaruhi (meyakinkan) orang atau pihak lain, sehingga orang atau pihak lain itu sependapat dan seagenda dengan kita.
D. MANFAAT MELOBI
Mempengaruhi pengambil keputusan agar keputusannya tidak merugikan para pelobi dari organisasi atau lembaga bisnis
Lobi juga berfungsi untuk menafsirkan opini pejabat pemerintah yang kemudian diterjemahkan dalam kebijakan perusahaan
Memprediksi apa yang akan terjadi secara hukum dan memberi rekomendasi pada perusahaan agar dapat menyesuaikan diri dengan ketentuan baru dan memanfaatkan ketentuan baru tersebut
Menyampaikan informasi tentang bagaimana sesuatu kesatuan dirasakan oleh perusahaan, organisasi atau kelompok masyarakat tertentu
Meyakinkan para pembuat keputusan bahwa pelaksanaan peraturan membutuhkan waktu untuk perizinan.

STRATEGI & TEKNIK LOBI
Kenali objek yang dituju, sehingga mengetahui seluk- beluk objek yang akan dituju.
Persiapan informasi, bahan apa yang akan disampaikan harus dipersiapkan dengan lengkap.
Persiapan diri, segala sesuatu harus dipersiapkan baik mental dan kepercayaan diri agar tidak gugup ketika melakukan lobi.
Berupaya menarik perhatian pendengar, ketika mengirim pesan sehingga mereka menyimak dengan baik pesan yang diterima.
Sajikan pengiriman pesan itu dengan jelas, agar dapat diterima dengan jelas dan dipahami.
Tutup pembicaraan dan lobi dengan memberi kesan yang menyenangkan dan bila ada kelanjutan mereka tetap antusias.
Selain fungsi secara individual, lobi memiliki fungsi organisasional. Dalam hal ini fungsi lobi adalah untuk melindungi kepentingan organisasi yang membuka komunikasi pada pihak pengambilan keputusan.

CONTOH KEGIATAN
     Adalah proses alih kelola Blok Mahakam yang telah bergulir selama delapan tahun terakhir walaupun kini Pertamina sudah mendapat payung hukum dari pemerintah. Proses alih kelola Blok Mahakam menimbulkan berbagai reaksi, ada yang bersikap mendukung dan meragukan jika pengelolaan Blok Mahakam yang semula dilakukan oleh Total dan Inpex diambil alih oleh Pertamina.

     Peneliti ingin mengetahui peranan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu(FSPPB) dalam manajemen krisis Perusahaan melalui strategi lobi dan negosiasi pada kasusalih kelola Blok Mahakam.

     Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi kasus.Peneliti menggunakan teknik penjodohan pola (pattern matching) untuk menghubungkandata-data kualitatif yang didapatkan dengan konsep yang sudah dibangun pada kerangkapemikiran.

     Subjek yang diteliti adalah serikat pekerja yang tergabung dalam FSPPB danstakeholder krisis Blok Mahakam.

     Hasil penelitian yang diperoleh adalah FSPPB dalam kasus Blok Mahakam melakukanperanan manajemen krisis dengan strategi lobi dan negosiasi ke berbagai stakeholder.

     Strategi lobi yang dilakukan terdiri dari pendekatan brainstorming, pengondisian,networking, institution building, cognitive problem, five breaking, manipulasi kekuatan, costand benefit, dan futuristik atau antisipatif.

    Strategi negosiasi yang dilakukan ialah win-lose,di mana pihak FSPPB sebagai pihak yang menang sedangkan Kementerian ESDM sebagaipihak yang kalah.

    Adapun teknik-teknik yang digunakan adalah membuat agenda berupa forum-forum resmi, membuat tenggat waktu dengan intimidasi, good guy bad guy dengan bertukar peran tertentu (wiseman, sniper, pengamat), dan meminta konsesi kepada Kementerian ESDM dan Direksi Pertamina. FSPPB melakukan lobi dan negosiasi kepada para stakeholder karena mempunyai peranan dalam manajemen krisis Perusahaan.
     Penelitian ini menambahkan konsep bahwa serikat pekerja dapat mempunyai peranan dalam manajemen krisis Perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

z
t
r
A
a
k
i
d
n
A