Total Quality Management (TOM) berasal dari kata "Total" yang berarti keseluruhan atau terpadu, "Quality" yang berarti kualitas, dan "Management" yang telah disamakan dengan manajemen dalam Bahasa Indonesia yang diartikan dengan pengelolaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses planning, organizing, staffing, leading, dan controlling terhadap seluruh kegiatan dalam organisasi. Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management) merupakan suatu penerapan metode kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan baku maupun layanan bagi organisasi, semua proses dalam organisasi pada tingkatan tertentu di mana kebutuhan pelanggan terpenuhi sekarang dan dimasa mendatang
Pendekatan Total Quality memiliki beberapa karakteristik yaitu berfokus pada pelanggan initernal dan eksternal, terobsesi dengan kualitas, menggunakan pendekatan ilmiah untuk mengambil keputusan, komitmen jangka panjang, kerja tim, perbaikan proses secara terus-menerus dan berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, pengendalian berada pada diri sendiri, keseragaman tujuan, serta keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Implikasi dari TQM
implementasinya TQM lebih merupakan sikap dan perilaku dari seluruh komponen organisasi berdasarkan kepuasan atas pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya. TQM menghendaki komitmen total dari top manajemen sebagai pemimpin organisasi di mana komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan pada semua level atau departemen dalam organisasi. TQM bukan merupakan program atau sistem. tapi merupakan budaya yang harus dibangun, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh seluruh anggota organisasi atau perusahaan bila organisasi atau perusahaan tersebut berorientasi pada kualitas dan menjadikan kualitas sebagai the way of life. Dalam pengertian mengenai TOM tersebut, penekanan utama adalah pada kualitas yang didefinisikan dengan mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak dari awalnya dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Hai inilah yang melatar belakangi konsep zero defect. Organisasi atau perusahaan yang melaksanakan TOM mengenal tiga pantangan yaitu pantang menerima, memeroses, dan menyerahkan produk cacat. Kesalahan atau cacat (defect) hanya akan terjadi bila sejak dari proses awal tidak ditekankan masalah kualitas. Hal ini dapat terjadi bila seluruh personal dalam organisasi atau perusahaan terlibat baik secara langsung atau tidak langsung dalam mewujudkan dan melaksanakan filosofi tersebut dalam organisasi. Selain itu, perusahaan harus membayar mahal bila produk atau jasanya tidak laku karena tidak dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan atau tidak berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Rengineering merupakan perubahan besar yang harus dilakukan organisasi untuk mengejar ketinggalannya dari pesaingnya. Perubahan besar ini mutlak perlu manakala pesaing juga melakukan hal tersebut atau memang akan menyelamatkan kondisi perusahaan yang berada di ambang keruntuhan. Rengineering meliputi berbagai aspek yang luas dalam kehidupan orgnisasi. Langkah reengineering ini dapat juga dilakukan oleh perusahaan atau organisasi yang melaksanakan TQM.
Benchmarking merupakan satu langkah untuk mengadakan perbaikan dengan meniru praktik bisnis terbaik di kelasnya. Perusahaan yang membenchmark dan yang dibenchmark harus saling terbuka. Benchmarking mempunyai empat teknik yaitu internal benchmarking, competitive benchmarking, functional benchmarking, dan generic benchmarking
Implikasi dari TQM di dunia kerja
saya kebetulan bekerja di suatu perusaan pengadaan bahan bangunan khusus yang berbagan plastik seperti pipa dan sambuungannnya, tangki air, selang air, pintu plastik dan lain-lain. Dalam penerapan TQM perusahaan ini memperbaiki produk yang ada yaitu dari mpoin ke mpoin+ (mpoin plus) . dalam hal ini perusahaan melakukan benchmarking yaitu dengan meniru produk dari luar negri dimana produk di luar negri mengutamakan kualitas dari pada harga dengan standart tinggi, tanggki air di luar negri sudah menggunakan teknologi anti pecah dan juga anti bakteri/ion silver serta anti lumut. Maka dari itu owner melakukan perencanaan kerja dengan segala perhitungan yang sudah matang dengan metting dan uju praktik secara berkesinambungan, kumudian menyusun SOP yang harus dijalankan dalam menmproduksi tangki air mpoint+
saya yang saat itu bekerja sebagai head supervisor bertugas melakukan kontroling dengan kualitas produk dengan sidak secara berkala dalam sidak mendadak dari bahan baku, proses produksi, proses packing dan after market dari pelanggan
TQM ini selalu diterapkan dalam menjamin kepuasan pelanggan dan menjaga mutu produk tangki air selain ytangki mpoin+ juga merk tangki lainya yang juga di produksi. Selain dalam menjaga mutu produk pelayanan kepada konsumen dari seles dan juga bag penjualan juga terus di buat dengan pelayanan prima, lebih dari itu semua karyawan pun juga bekrja total action dalam melaksanakan tugasnya sesuai sop sehingga kekompakan terjalin dan provit perusahaan tetap naik walaupun tidak signifikan namun memiliki trend yang terus naik.
Pengawasan sangat penting juga dari semua segi sehingga TQM terlakasana sesuai kebijakan perusahaan dan kryawan bekerja secara total, dan konsumen puas dengan produk dan layanan yang diberikan
dengan TQM ini perusahaan menjadi pionir tangki air tanpa lumut,anti pecah dan anti bakteri pertma di indonesia dengan pengakuan dari dinas terkait.
Manfaat dari TQM adalah memperbaiki kinerja perusahaan dengan proses planning, organizing, staffing, leading, dan controlling terhadap seluruh kegiatan hingga tercapai tujuan perusahaan/organisasi bahkan melampauinya
Kesimpulan
TQM sangat perlu di berlakukan di setiap sendi perusahaan guan menjamin keberlangsungan kegiatan perusahaan dan juga membuat perusahaan menjadi lebih baik dari sebelumnya , cara yang bisa dilakukan adalah benchmaking dan regineering
Sumber EKMA4265 modul 2 kegiatan belajar 1,2,3