1. KEBIJAKAN HEDGING
Adalah suatu metode pendanaan dengan menggunakan
pendanaan yang mempunyai umur pendanaan relatif sama dengan umur investasi
aktiva. Aktiva yang mempunyai umur pendek dibiayai dengan pendanaan yang
mempunyai umur pendek sedangkan aktiva yang mempunyai umur panjang dibiayai
dengan pendanaan yang mempunyai umur panjang.
CONTOH :
Pada aktiva Lancar temporer apabila asset yang dibutuhkan untuk 3 bulan maka
umur pendanaan yang jatuh temponya 3 bulan. Penerapan kebijakan hedging terhadap
komponen – komponen aktiva adalah :
• Aktiva tetap dibiayai dengan pendanaan jangka
panjang
• Aktiva Lancar permanen dibiayai dengan pendanaan
jangka panjang
• Aktiva Lancar musiman dibiayai dengan pendanaan
jangka pendek
2. KEBIJAKAN KONSERVATIF
Adalah suatu metode pendanaan dengan menggunakan
pendanaan yang mempunyai umur investasi dalam aktiva agar terdapat suatu margin
of safety (marjin keamanan) dalam menjaga likuiditas perusahaan. Dalam
kebijakan konservatif terdapat sebagian aktiva yang mempunyai umur pendek
dibiayai dengan pendanaan yang mempunyai umur panjang, dan tentunya aktiva yang
mempunyai umur panjang dibiayai dengan pendanaan yang mempunyai umur panjang.
CONTOH :
Pada aktiva Lancar temporer apabila asset yang dibutuhkan untuk 3 bulan maka
umur pendanaan yang digunakan yang jatuh temponya lebih dari 3 bula, misalnya 4
bulan.
• Aktiva tetap dibiayai dengan pendanaan jangka
panjang
• Aktiva Lancar permanen dibiayai dengan pendanaan
jangka panjang.
• Terdapat sebagian aktiva Lancar temporer
(musiman) dibiayai dengan pendanaan jangka panjang dan sebagian aktiva Lancar
temporer yang lain dibiayai dengan pendanaan jangka pendek.
• Tujuan pendanaan sebagian aktiva Lancar musiman
dengan pendanaan jangka panjang adalah agar terdapat safety untuk menjaga
likuiditas perusahaan karena aktiva Lancar yang umurnya pendek dibiayai dengan
pendanaan jangka panjang yang jatuh temponya lebih lama
• Penggunaan pendanaan jangka panjang untuk
membelanjai aktiva jangka pendek mengakibatkan berkurangnya risiko terjadinya
illikuiditas tetapi mengakibat kan naiknya biaya pendanaan.
Kebijakan ini akan tepat diterapkan pada situasi
permintaan barang dan atau jasa di masa yang akan datang sulit diprediksi
dengan pasti dan bersifat fluktuatif, sehingga kebutuhan modal kerja di masa
yang akan datang juga sulit diprediksi dengan pasti. Di samping itu, kebijakan
ini akan cocok ketika perusahaan juga tidak mudah untuk akses dalam mencari
pendanaan, misalnya tidak mudah akses untuk mencari dana pinjaman dari bank.
Dalam kondisi dan situasi seperti ini, kebijakan yang dipilih sebaiknya
kebijakan konservatif agar ada margin of safety.
3. KEBIJAKAN AGRESIF
Adalah suatu metode pendanaan yang mempunyai umur
pendanaan relative lebih pendek dari pada umur investasinya untuk menakan biaya
pendanaan . Dalam kebijakan agresif terdapat sebagian aktiva yang mempunyai
umur panjang dibiayai dengan pendanaan yang mempunyai umur pendek dan tentunya
aktiva yang mempunyai umur pendek dibiayai dengan pendanaan yang mempunyai umur
yang lebih pendek.
CONTOH :
Pada aktiva Lancar temporer apabila asset yang dibutuhkan untuk 3 bulan maka
umur pendanaan yang digunakan yang jatuh temponya lebih pendek dari 3 bulan,
misalnya 2 bulan. Penerapan k ebijakan pendanaan agresif terhadap
komponen-komponen aktiva adalah :
• Aktiva tetap dibiayai dengan pendanaan jangka
panjang
• Aktiva Lancar temporer dibiayai dengan pendanaan
jangka pendek.
• Terdapat sebagian aktiva lancar permanen
dibiayai dengan pendanaan jangka pendek dan sebagian aktiva Lancar permanen
yang lain dibiayai dengan pendanaan jangka panjang.
• Tujuan pendanaan sebagian aktiva Lancar permanen
dengan pendanaan jangka pendek adalah untuk menekan biaya pendanaan karena
aktiva Lancar permanen yang umurnya relatif panjang dibiayai dengan pendanaan
jangka pendek yang jatuh temponya lebih cepat.
• Penggunaan pendanaan jangka pendek untuk
membelanjai aktiva jangka panjang mengakibatkan berkurangnya biaya pendanaan
tetapi akan meningkatkan risiko terjadinya illikuiditas.
Kebijakan ini akan tepat diterapkan pada situasi permintaan barang dan
jasa di masa yang akan datang dapat diprediksi dengan pasti, sehingga kebutuhan
modal kerja di masa yang akan datang juga dapat diprediksi dengan pasti. Di
samping itu, kebijakan ini cocok ketika perusahaan juga sangat mudah untuk
akses dalam mencari pendanaan, misalnya mudah akses untuk mencari dana pinjaman
dari bank.
Sumber :
EKMA4213
https://media.neliti.com/media/publications/19786-ID-kebijakan-dalam-penentuan-dan-pendanaan-modal-kerja-perusahaan.pdf