Sabtu, 06 November 2021

KEBIJAKAN PENDANAAN MODAL KERJA


1. KEBIJAKAN HEDGING

Adalah suatu metode pendanaan dengan menggunakan pendanaan yang mempunyai umur pendanaan relatif sama dengan umur investasi aktiva. Aktiva yang mempunyai umur pendek dibiayai dengan pendanaan yang mempunyai umur pendek sedangkan aktiva yang mempunyai umur panjang dibiayai dengan pendanaan yang mempunyai umur panjang.

 






CONTOH :
Pada aktiva Lancar temporer apabila asset yang dibutuhkan untuk 3 bulan maka umur pendanaan yang jatuh temponya 3 bulan. Penerapan kebijakan hedging terhadap komponen – komponen aktiva adalah :

• Aktiva tetap dibiayai dengan pendanaan jangka panjang
• Aktiva Lancar permanen dibiayai dengan pendanaan jangka panjang
• Aktiva Lancar musiman dibiayai dengan pendanaan jangka pendek


2. KEBIJAKAN KONSERVATIF

Adalah suatu metode pendanaan dengan menggunakan pendanaan yang mempunyai umur investasi dalam aktiva agar terdapat suatu margin of safety (marjin keamanan) dalam menjaga likuiditas perusahaan. Dalam kebijakan konservatif terdapat sebagian aktiva yang mempunyai umur pendek dibiayai dengan pendanaan yang mempunyai umur panjang, dan tentunya aktiva yang mempunyai umur panjang dibiayai dengan pendanaan yang mempunyai umur panjang.

 

CONTOH :
Pada aktiva Lancar temporer apabila asset yang dibutuhkan untuk 3 bulan maka umur pendanaan yang digunakan yang jatuh temponya lebih dari 3 bula, misalnya 4 bulan.

• Aktiva tetap dibiayai dengan pendanaan jangka panjang
• Aktiva Lancar permanen dibiayai dengan pendanaan jangka panjang.
• Terdapat sebagian aktiva Lancar temporer (musiman) dibiayai dengan pendanaan jangka panjang dan sebagian aktiva Lancar temporer yang lain dibiayai dengan pendanaan jangka pendek.
• Tujuan pendanaan sebagian aktiva Lancar musiman dengan pendanaan jangka panjang adalah agar terdapat safety untuk menjaga likuiditas perusahaan karena aktiva Lancar yang umurnya pendek dibiayai dengan pendanaan jangka panjang yang jatuh temponya lebih lama
• Penggunaan pendanaan jangka panjang untuk membelanjai aktiva jangka pendek mengakibatkan berkurangnya risiko terjadinya illikuiditas tetapi mengakibat kan naiknya biaya pendanaan.

 

Kebijakan ini akan tepat diterapkan pada situasi permintaan barang dan atau jasa di masa yang akan datang sulit diprediksi dengan pasti dan bersifat fluktuatif, sehingga kebutuhan modal kerja di masa yang akan datang juga sulit diprediksi dengan pasti. Di samping itu, kebijakan ini akan cocok ketika perusahaan juga tidak mudah untuk akses dalam mencari pendanaan, misalnya tidak mudah akses untuk mencari dana pinjaman dari bank. Dalam kondisi dan situasi seperti ini, kebijakan yang dipilih sebaiknya kebijakan konservatif agar ada margin of safety.


3. KEBIJAKAN AGRESIF

Adalah suatu metode pendanaan yang mempunyai umur pendanaan relative lebih pendek dari pada umur investasinya untuk menakan biaya pendanaan . Dalam kebijakan agresif terdapat sebagian aktiva yang mempunyai umur panjang dibiayai dengan pendanaan yang mempunyai umur pendek dan tentunya aktiva yang mempunyai umur pendek dibiayai dengan pendanaan yang mempunyai umur yang lebih pendek.

 

CONTOH :
Pada aktiva Lancar temporer apabila asset yang dibutuhkan untuk 3 bulan maka umur pendanaan yang digunakan yang jatuh temponya lebih pendek dari 3 bulan, misalnya 2 bulan. Penerapan k ebijakan pendanaan agresif terhadap komponen-komponen aktiva adalah :

• Aktiva tetap dibiayai dengan pendanaan jangka panjang
• Aktiva Lancar temporer dibiayai dengan pendanaan jangka pendek.
• Terdapat sebagian aktiva lancar permanen dibiayai dengan pendanaan jangka pendek dan sebagian aktiva Lancar permanen yang lain dibiayai dengan pendanaan jangka panjang.
• Tujuan pendanaan sebagian aktiva Lancar permanen dengan pendanaan jangka pendek adalah untuk menekan biaya pendanaan karena aktiva Lancar permanen yang umurnya relatif panjang dibiayai dengan pendanaan jangka pendek yang jatuh temponya lebih cepat.
• Penggunaan pendanaan jangka pendek untuk membelanjai aktiva jangka panjang mengakibatkan berkurangnya biaya pendanaan tetapi akan meningkatkan risiko terjadinya illikuiditas.

 

Kebijakan ini akan tepat diterapkan pada situasi permintaan barang dan jasa di masa yang akan datang dapat diprediksi dengan pasti, sehingga kebutuhan modal kerja di masa yang akan datang juga dapat diprediksi dengan pasti. Di samping itu, kebijakan ini cocok ketika perusahaan juga sangat mudah untuk akses dalam mencari pendanaan, misalnya mudah akses untuk mencari dana pinjaman dari bank.

 

 

Sumber :
EKMA4213
https://media.neliti.com/media/publications/19786-ID-kebijakan-dalam-penentuan-dan-pendanaan-modal-kerja-perusahaan.pdf