PERMINTAAN UANG
Permintaan uang adalah jumlah uang yang diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu. Uang memang sangat diperlukan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan dengan berbagai tujuan. Dan umumnya, semakin maju perekonomian suatu negara, akan semakin tinggi permintaan uangnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG
Dorongan Melakukan Transaksi (Transaction Motive) Seseorang atau perusahaan memegang uang untuk dimaksudkan agar ia dapat menjembatani antara keperluan akan uang untuk belanja secara kontinu dengan waktu ia mendapatkan uang. Artinya, seseorang atau perusahaan tidak dapat menyamakan waktu antara kebutuhan uang untuk belanja dan waktu penerimaannya. Hal-hal seperti ini yang menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan uang tunai untuk memperlancar proses transaksinya. Secara nasional, dengan meningkatnya pendapatan nasional, maka jumlah uang yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk tujuan transaksi meningkat.
Menurut Keynes orang rata-rata akan memegang uangnya sebesar Y/2.Apabila ia menerima gaji Rp.300.000 per bulan, maka ia akan memegang rata-rata uangnya sebesar Rp.150.000 Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya seseorang memegang uang (permintaan uang) untuk motif transaksi tergantung dari pendapatannya.
Mdt = f (Y)
Dorongan Berjaga-jaga (Precautionary Motive), Dalam dunia nyata disdari ada ketidakpastian, misalnya orang tiba-tiba jatuh sakit atau ada pekerjaan di luar rencana secara mendadak harus diselesaikan, dan semuanya perlu didukung oleh uang tunai. Hal inilah yang mendorong seseorang menyimpan sebagian kekayaan-nya dalam bentuk uang tunai motif berjaga-jaga. Besar kecilnya jumlah uang yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk keperluan berjaga-jaga dapat dihubungkan dengan besar- kecilnya pendapatan nasional.
Dorongan Spekulasi (Speculation Motive), Keynes mengatakan, selain untuk transaksi dan berjaga-jaga, uang juga dipakai untuk maksud spekulasi. Spekulasi diartikan spekulasi dalam surat-surat berharga, khusunya surat obligasi. Para spekulan membeli surat-surat obligasi saat harganya murah, sehingga uang tunai yang diminta masyarakat dengan motif spekulasi kuantitasnya sedikit. Sebaliknya, bila harga surat obligasi mahal para spekulan melepasnya, sehingga kuantitas uang tunai yang dibutuhkan masyarakat dengan motif spekulasi menjadi meningkat.
Berkaitan dengan tingkat bunga, secara teoretis dapat dikemukakan bahwa pada saat tingkat bunga tinggi, jumlah uang yang diminta masyarakat untuk motif spekulasi sedikit dan sebaliknya bila tingkat bunga rendah mengakibatkan permintaan uang meningkat.
Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dengan suku bunga adalah negatif. Artinya setiap kenaikan suku bunga, maka permintaan uang untuk spekulasi berkurang.
Demikian sebaliknya, apabila suku bunga turun, maka permintaan uang untuk spekulasi akan naik.
π π=π
Dimana: N = harga/nilai surat berharga
R = pendapatan dari surat berharga
I = suku bunga dari surat berharga
PENAWARAN UANG
Penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar dalam masyarakat yang terdiri dari uang kartal dan uang giral. Berkenaan dengan uang tersebut dikenal π1,π2, dan π3. π1 merupakan uang yang sangat likuid (biaya menggunakanya sangat rendah). Termasuk dalam golongan ini adalah uang kartal (uang yang dicetak pemerintah) serta tabungan yang dapat diambil setiap saat. π2 meliputi π1 ditambah derivatif uang yang kurang likuid (deposito, ini sering disebut sebagai quasi money). π3 meliputi π2 ditambah derivatif uang yang kurang likuid dibanding π2 dan seterusnya. Dari uraian itu dapat dituliskan :
π1= uang kartal + tabungan
π2= π1 + deposito dan lain-lain
π3= π2 + obligasi dan lain-lain
Dalam theory of liquidity preference yang menjelaskan bagaimana permintaan dan penawaran uang riil menentukan tingkat suku bunga. Teory ini juga mengasumsikan penawaran uang riil besarnya tetap. Jika M adalah jumlah penawaran uang dan P adalah tingkat harga, maka M/P adalah penawaran uang riil. Hal tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
Penawaran uang riil = M/P
Penawaran uang (M) adalah perubahan eksogen yang besarnya ditentukan oleh bank sentral. Tingkat harga P juga dianggap perubah eksogen dalam model. Implikasi dari asumsi ini, bahwa penawaran uang riil tetap dan tidak tergantung pada bunga. Artinya kurva penawaran uang riil vertikal.
KURVA PENAWARAN UANG
Kurva penawaran uang umumnya mempunyai slope positif. Seperti halnya kurva permintaan uang, jumlah uang yang beredar dipengaruhi oleh tingkat bunga. Jadi, semakin tinggi tingkat bunganya, semakin banyak jumlah uang yang beredar. Dan begitu pula sebaliknya.
Kurva penawaran uang digambarkan dengan slope positif karena, sebagai contoh, bank akan lebih terpacu untuk memberikan kredit kepada dunia usaha jika tingkat bunga lebih tinggi, dibandingkan jika tingkat bunga rendah. Hal ini karena keuntungan meminjamkan uang akan lebih besar ketika tingkat bunga tinggi. Dengan demikian, perubahan tingkat bunga akan menyebabkan pergerakan jumlah uang beredar di sepanjang kurva MS.
Sumber : tectuskin.blogspot.com